Please use this identifier to cite or link to this item: http://repo.unhi.ac.id/jspui/handle/123456789/102
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorGUSTI AYU SANTI PATNI R.-
dc.date.accessioned2019-10-16T01:22:24Z-
dc.date.available2019-10-16T01:22:24Z-
dc.date.issued2019-
dc.identifier.urihttp://repo.unhi.ac.id/jspui/handle/123456789/102-
dc.description.abstractBudaya Wetu Telu adalah budaya asli suku Sasak yang merupakan akulturasi budaya Jawa, Bali, dan Islam. Dalam praktik keagamaan mereka tenggelam dengan adat istiadat. Di kalangan Islam sendiriWetu Telu dipandang sebagai agama Islam yang belum sempurna. Namun, sampai saat ini Wetu Telu tetap bertahan dengan melestarikan adat istiadatnya. Hal itu merupakan fenomena menarik untuk dikaji sebagai bahan disertasi “Strategi Didaktik Pewarisan Budaya Wetu Telu pada Suku Sasak di Desa Lembuak dan Desa Nyurlembang Kecamatan Narmada”. Fokus permasalahan dipusatkan pada: (1) bagaimanakah bentuk-bentuk warisan budaya Wetu Telu pada Suku Sasak di Desa Lembuak dan Desa Nyurlembang Kecamatan Narmada; (2) bagaimanakah strategi didaktik pewarisan budaya Wetu Telu pada Suku Sasak di Desa Lembuak dan Desa Nyurlembang Kecamatan Narmada; (3) bagaimanakah implikasi pewarisan budaya Wetu Telu bagi masyarakat Suku Sasak di Desa Lembuak dan Desa Nyurlembang Kecamatan Narmada. Penelitian ini dibedah dengan menggunakan tiga teori, yaitu adaptasi budaya, behaviorisme, dan fungsionalisme struktural . Jenis data dalam penelitian ini adalah kualitataif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, studi dokumen, dan studi kepustakaan. Hasil temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, bentuk-bentuk budaya Wetu Telu yang masih dipertahankan saat ini terdiri atas upacara,yaitu ritual hidup (gawe urip), ritual kematian (gawe pati), kesenian. Kedua, strategi yang digunakan untuk mempertahankan budaya Wetu Telu adalah strategi didaktik pewarisan budaya melalui pendidikan formal (inquiri sosial dan ekspositori), Informal (keteladanan, pembiasaan, dan nasihat) dan nonformal (pendidikan kecakapan hidup, pendidikan kepemudaan, dan pendidikan pemberdayaan perempuan). Ketiga, implikasinya terhadap masyarakat adalah terjadi penguatan pengetahuan agama, peningkatan hubungan solidaritas sosial, tercipta kerukunan antarumat beragama.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUnhi Pressen_US
dc.subjectstrategi didaktiken_US
dc.subjectwetu teluen_US
dc.subjectpewarisan budayaen_US
dc.titleSTRATEGI DIDAKTIK PEWARISAN BUDAYAWETU TELU PADA SUKU SASAK DI DESA LEMBUAK DAN DESA NYURLEMBANG, KECAMATAN NARMADAen_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:PENDIDIKAN AGAMA HINDU

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover disertasi.pdf675.94 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.