Please use this identifier to cite or link to this item: http://repo.unhi.ac.id/jspui/handle/123456789/1802
Title: Rerajahan Semara Ratih Sebagai Penolak Desti dalam Upacara Metatah
Authors: I Kadek Sumandiyasa
I Wayan Arissusila
I Putu Gede Padma Sumardiana
Keywords: Rerajahan Semara Ratih, Penolak Desti, Upacara Metatah.
Issue Date: 3-Dec-2019
Publisher: Unhi Press
Abstract: Rerajahan Semara Ratih merupakan alat sarana Yang Unik sebagai Penolak Desti Dalam upacara metatah bagi anak yang menginjak Dewasa. Sangat tertarik untuk dikaji dan diteliti untuk meluruskan fenomena sesuai sastra dalam bentuk penelitian dengan judul Rerajahan Semara Ratih Sebagai Penolak Desti Dalam Upacara Metatah.. Masalah yang dibahas yaitu: Mengapa Rerajahan Semara Ratih sebagai Penolak Desti digunakan, bagaimana bentuk, apakah fungsi dan makna Rerajahan semara Ratih sebagai Penolak Desti dalam upacara metatah.Peneitian ini Bertujuan untuk mewujudkan pemahaman Teoritis Konfrensif tentang Rerajahan Semara Ratih Sebagai Penolak Desti dalam upacara metatah. Dalam pembahasan ditemukan Mengapa Rerajahan Semara Ratih Sebagai Penolak Desti digunakan dalam upacara metatah karena sebagai kepercayaan terhadap sastra, tradisi secara turun temurun . Bentuk Rerajahan Semara Ratih Sebagai Penolak Desti dalam upacara metatah:(1) bentuk Rerajahan Semara Ratih Sebagai Penolak Desti dalam upacara metatah terdiri dari 3 (tiga) wujud penggambaran yaitu semara ratih, padma, aksara Ah Ang (2) Penggunaan Rerajahan Semara Ratih sebagai Penolak Desti Dalam upacara metatah. (3) Unsur-unsur dan Prinsip seni Rupa Dalam Rerajahan Semara Ratih Sebagi Penolak Desti Dalam Upacara Metatah Fungsi dan makna Rerajahan Semara Ratih Sebagai Penolak Desti dalam upacara metatah. Fungsi : (a) fungsi agama;{Penolak Desti] (b) fungsi budaya;[seni rupa klasik].Makna : (a) makna warna dasar [kuning tua lambang kesucian dan hitam lambang kekuatan]. (b) makna gambar[ purusha dan predana] (c) makna aksara, yaitu aksara AH ANG [ purusha-predana, rwabhineda]. (d) makna mantram, pembukaan (membuka mantram), penyucian [pembersihan] dan memanggil kekuatan Tuhan. (e) makna religious [Penolak Liak/ Desti], (f) makna kesejahteraan [kesejahteraan].
URI: http://repo.unhi.ac.id/jspui/handle/123456789/1802
ISBN: 978-623-91636-9-3
Appears in Collections:ARTIKEL



Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.