Please use this identifier to cite or link to this item: http://repo.unhi.ac.id/jspui/handle/123456789/37
Title: Kastanisasi Pendidikan Ketika Pelajaran Agama Terpinggirkan
Authors: I Ketut Suda
Keywords: Kastanisasi Pendidikan
Ketika Pelajaran Agama Terpinggirkan
Issue Date: Jun-2017
Publisher: Program Pascasarjana UNHI Bekerjasama dengan Pt. Percetakan Bali
Series/Report no.: ;1
Abstract: Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Hyang Widhi Wasa) karena atas asung waranugraha-Nya, buku sederhana yang berjudul ‘’Kastanisasi Pendidikan ’’ dapat diselesaikan walaupun dengan penuh perjuangan. Buku kecil ini secara teoretik maupun praktik mencoba menganalisis fenomena yang sedang dihadapi dunia pendidikan kita saat ini, khususnya pendidikan agama. Sebagaimana dipahami bahwa masuknya mata pelajaran agama, termasuk pendidikan agama Hindu ke dalam kurikulum pendidikan formal sebenarnya secara teks ideal memiliki misi meningkatkan sradha bhakti dan justifikasi iman para peserta didik agar bisa menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan nilai-nilai religius dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karenanya, menurut Susetyo (2005:92) kurikulum pendidikan agama di sekolah mesti dipahami dan dimengerti sebagai sarana komunikasi atau interaksi iman. Kesadaran itu berangkat dari kenyataan bahwa pelajaran agama memiliki peran penting dalam rangka mencetak insan-insan beragama dan anak didik yang memiliki karakter dan moralitas yang baik sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa. Namun, secara teks sosial harapan-harapan yang digantungkan pada pendidikan agama oleh para elite pendidikan dan tenaga pendidik hanyalah bersifat pseudo (palsu). Dikatakan demikian sebab, oleh para peserta didik, dan mungkin juga oleh para orang tua siswa, mata pelajaran agama hanya diklaim sebagai mata pelajaran yang kurang penting (termarjinal) dibandingkan mata pelajaran lainnya, terutama mata pelajaran eksakta (baca:terjadi kastanisasi pendidikan agama di sekolah). Ada sejenis mitosentris yang diadopsi peserta didik terhadap realisasi pelajaran agama di sekolah- sekolah formal. Mitos tersebut yakni adanya sebuah kredo dari para peserta didik bahwa dalam mata pelajaran agama nilai 7,5 sudah pasti didapat asalkan rajin masuk kelas dan membuat pekerjaan rumah. Tidak seperti mata pelajaran eksakta yang masuk dalam daftar mata pelajaran Ujian Nasional. Mata pelajaran itu menjadi keutamaan dan dianggap menentukan sehingga ada dorongan untuk benar- benar dipahami oleh para peserta didik di sekolah dibandingkan pelajaran agama. Berangkat dari realitas tersebutlah hati penulis tergerak untuk melakukan penelitian tentang persoalan ini, dan kemudian hasil penelitian ini penulis coba bukukan dengan judul ‘’Kastanisasi Pendidikan: Ketika Pelajaran Agama Terpinggirkan’’. Untuk memperoleh gambaran yang utuh mengapa, bagaimana, dan apa implikasi dari persoalan ini kiranya pembaca bisa membaca buku kecil ini sampai tuntas, mudah-mudahan jawaban atas tiga pertanyaan tersebut bisa memberikan manfaat bagi pembaca dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, terutama persoalan pendidikan ke depan. Dalam proses penyelesaian buku kecil ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku ini tidak akan pernah terwujud jika diri penulis tidak pernah mendapat sentuhan pendidikan melalui tradisi akademik yang sarat dengan nilai-nilai kedisiplinan yang telah ditanamkan oleh para guru, sejak penulis berada di bangku SD, SMP, SMA, sampai pada jenjang pendidikan tinggi. Oleh karena itu, melalui kesempatan yang baik ini ijinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya dari lubuk hati yang paling dalam kepada ; Bapak I Gst. Ngr Sepatika (Alm) mantan Kepala SD N 1 Kedisan, Tegallalang, Gianyar yang telah banyak meletakkan dasar-dasar kedisiplinan pada diri penulis, hingga terbawa sampai saat ini. Ucapan terima kasih dan doa serupa penulis sampaikan pula kepada mantan guru-guru yang pernah mendidik penulis selama ada di bangku sekolah di antaranya: Bapak I Wayan Wija (mantan guru SD N 1 Kedisan), Bapak I Made Riuh (alm) (mantan guru SD N 1 Kedisan); Bapak I Wayan Kota, S.Pd (mantan guru SD N 1 Kedisan); Bapak I Ketut Tegog (alm) (mantan guru SD N 1 Kedisan); Bapak I Wayan Atjin Tisna (alm) (mantan Kepala SMP N 1 Tegalalang); Bapak I Dewa Made Suparsa (alm) (mantan guru SMP N 1 Tegalalang); Bapak A.A Alit Atmaja (mantan guru SMP N 1 Tegallalang); Bapak I Gusti Made Artana (mantan guru SMP N 1 Tegalalang); Bapak I Gd Putu Dirga (mantan Kepala TGA Saraswati Denpasar); Beberapa nama yang tidak mungkin akan pernah penulis lupakan dan patut diberikan ucapan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam adalah I Wayan Gampil Suardana, S.Pd. seorang guru yang pernah mengajar penulis sewaktu masih duduk di bangku SMP, yakni salah seorang guru pengajar di SMP Negeri 1 Tegalalang, yang dengan ketulusan hati telah menanamkan prinsip-prinsip kesederhanaan melalui petuah-petuahnya yang sangat menyejukkan hati, yang tidak akan pernah penulis lupakan. Nama yang kedua adalah Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A, yakni pembimbing tesis dan disertasi penulis saat penulis menyelesaikan studi pada Program Magister dan Doktor Kajian Budaya Universitas Udayana. Prof. Bawa yang sangat memahami teori-teori Sosiologi, utamanya teori-teori post strukturalis telah banyak menginspirasi penulis dalam menulis berbagai hal. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika melalui kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya. Selain itu, beberapa teman, mantan guru, sahabat, mantan dosen tampaknya juga pantas disebut dan diberikan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya atas dorongan, motivasi, baik material maupun moral, sehingga buku kecil ini dapat terwujud seperti adanya sekarang ini. Adapun diantaranya adalah: Dr. Ida Bagus Dharmika, M.A Rektor Universitas Hindu Indonesia, Prof. Dr. Ida Ayu Gde Yadnyawati, M.Pd. (WR II UNHI); Prof. Dr. Euis Dewi Yuliana, M.Si. (WR III UNHI); Prof. Dr. Ida Bagus Gde Yudha Triguna (mantan Dirjen Bimas Hindu, yang juga mantan Rektor UNHI); Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A. mantan ko-promotor I; Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A. mantan ko-promotor II; Prof. Dr. I Putu Gelgel, SH. M.Hum selaku Direktur Pascasarjana UNHI, yang telah memberikan bantuan dana dan dorongan moral dalam proses penerbitan buku ini; Dr. I Wayan Budi Utama Asdir I, Program Pascasarjana UNHI; Dr. I Gusti Ayu Wimba, M.M. Asdir II, Program Pascasarjana UNHI; Prof. Ir. I Wayan Redy Aryanta, M.Sc. Ph.D tampaknya juga penting disebut dan diberi ucapan terima kasih atas motivasi dan dorongannya yang sangat membantu penulis untuk lebih semangat berkarya. Beberapa teman Jurnalis yang juga telah berkontribusi terhadap terwujudnya buku ini adalah I Gusti Agung Paramita (yang juga bersedia menjadi editor buku ini) I Gede Astawa; I Nyoman Widyantara; I Made Subrata; dan I Made Dira. Beberapa teman dosen yang ikut menginspirasi dan mendorong terbitnya buku ini adalah Drs. I Nengah Surapati, S.H.,M.H; Dr. I Wayan Subrata, M.Ag.; Dr. Ida Ayu Komang Arniati,M.Ag.; Drs. I Wayan Surtha,M.M.; Drs. I Gusti Ketut Widana,M.Si.; Drs. I Ketut Seneng Adnyana,M.Pd.; Drs. I Putu Sarjana,M.Si; dan teman- teman lain yang tidak mungkin penulis sebut namanya satu persatu. Selesainya buku kecil ini, juga tidak bisa dilepaskan dari peran orang-orang di sekeliling diri penulis seperti ayahanda I Nyoman Sukra (almarhum), dan ibunda tercinta Ni Wayan Cangkir yang dengan keluguan dan ketekunannya berhasil mendidik dan menyekolahkan penulis sampai ke jenjang yang penulis alami saat ini, meski dia tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bangku sekolah. Kekokohan dan keteguhan hatinya mendorong penulis untuk terus mengikuti pendidikan, terlihat ketika penulis masih kecil dengan empat orang bersaudara ditinggal oleh ayahanda untuk selama- lamanya meskipun di tengah kesulitan ekonomi yang teramat sangat, ibunda tetap mendorong dan mengizinkan penulis untuk terus melanjutkan pendidikan. Istri tercinta Ir. Ni Nengah Srianti, tampaknya juga penting disebut dan diberikan ucapan terima kasih yang tulus karena dengan ketajaman naluri seorang jurnalis dan dengan ketulusan serta kesabarannya ikut memberikan gagasan-gagasan, dan membantu mencarikan berbagai referensi terkait dengan penulisan buku ini. Demikian pula Putu Edy Suardiyana Putra, putra sulung penulis yang banyak membantu dalam hal ketik mengetik di komputer, tampaknya perlu juga disebut dan diberikan ucapan terima kasih. Sementara itu, I Made Gede Dwipayana Putra, anak kedua sekaligus anak bungsu penulis, juga penting disebut dan diberikan ucapan terima kasih karena dengan karakternya yang sangat lucu telah menyemangati penulis dalam berkarya. Tidak kalah pentingnya cucunda tercinta Putu Pradnya Kavindra dan Made Mia Hananza juga penting disebut dan diberikan ucapan terma kasih yang sedalam-dalamnya dari lubuk hati yang paling dalam, sebab dengan karakternya yang sangat lucu dan menggemaskan membuat penulis selalu semangat berkarya, meski pun sekali-seklai sebagai anak kecil kehadirannya cukup mengganggu. Selain orang-orang yang telah disebutkan di atas, ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang ikut membantu terwujudnya buku ini meskipun tidak mungkin bisa penulis sebut namanya satu per satu. Semoga amal dan budi baik semua pihak yang telah membantu terwujudnya buku ini mendapat balasan yang sebanding dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dan kepada penulis sekeluarga.
URI: http://repo.unhi.ac.id/jspui/handle/123456789/37
Appears in Collections:BUKU

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Buku Kastanisasi.pdfKastaniasai Pendidikan12.14 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.