Please use this identifier to cite or link to this item: http://repo.unhi.ac.id/jspui/handle/123456789/964
Title: Toleransi Kehidupan Beragama di Areal Puja Mandala Nusa Dua Bali
Authors: I Wayan Watra
Keywords: harmonisasi, toleransi dalam kehidupan beragama di puja Mandala
Issue Date: 2014
Abstract: Landasan toleransi beragama di Indonesia berpijak pada undang-undang Dasar 1945, yang mengharapkan terciptanya kehidupan bertoleransi yang saling menghormati sesame umat beragama, dalam konteks Negara kesatuan Republik Indonesia. Pasal 29 ayat 1 menyebutkan bahwa Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, 2 Negara menjaminkemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya. Berpijak dari ketentuan pasal tersebut dapat dideskripsikan bahwa ketentuan pasal 29 UUD 1945 memberikan ruang kepada umat beragama untuk mendalami dan melaksanakan kewajiban agamanya dalam beribadah menurut agama dan kepercayaannya.persoalannya ketika toleransi berkembang, malah yang terjadi adalah sebaliknya, dan bukan toleransi melainkan intoleransi. Hal ini terbukti dengan terjadinya pertikaian antara golongan mayoritas dan minoritas yang hidup berdampingan di dalam masyarakat menyangkut tingkah laku, keyakinan dan praktik kelompok-kelompok minoritas yang dicap berbeda, dipandang menebar suatu ancaman terhadap tatanan tradisional akhirnya di Indonesia terjadi banyak konflik antar agama. Akan tetapi di tengah konflik konflik yang sedang terjadi di Indonesia justru di puja Mandala, terdapat 5 agama yang hidup bertoleransi damai dan tidak pernah menimbulkan konflik secara signifikan. Hal itu akhirnya menimbulkan beberapa pertanyaan, yang diangkat sebagai rumusan masalah, yaitu (a) Mengapa Puja Mandala Nusa Dua Bali didirikan sebagai tempat peribadatan bersama 5 agama, (b) Bagaimana praktik social dalam kehidupan beragama yang terjadi di puja Mandala Nusa Dua Bali sebagai perwujudan toleransi dalam kehidupan beragama, (c) Bagaimana implikasi toleransi dalam kehidupan beragama di puja Mandala Nusa Dua Bali terhadap kehidupan social masyarakat sekitarnya? Penelitian ini bertujuan untuk memahami toleransi keberagamaan di puja Mandala. Disamping itu juga untuk mengeksplorasi alasan pemerintah membangun Puja Mandala Nusa Dua Bali sebagai tempat peribadatan bersama 5 agama. Pengumpulan data menggunakan metode, seperti observasi penyisipan, ketika terdapat kekurangan data pada saat melakukan analisa data atau Sumber data terbaru yang terjadi pada saat penilaian sedang berlangsung; wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara yang disiapkan sebelumnya; teknik pencatatan dokumen yaitu dokumen record, pencatatan sumber-sumber berupa dokumen kepustakaan dan wawancara dengan informan. Teori yang dipergunakan adalah (1) teori fungsional structural Talcott Parson, (2) teori interaksi simbolik George Herbert mead, (3) teori multicultural socrates. Teori yang digunakan adalah pertama, teori fungsional structural. Dalam hal ini Talcott Parson percaya ada empat persyaratan yang harus terpenuhi supaya masyarakat bisa berfungsi, yaitu (a) adaptasi (adaptation) : supaya bisa bertahan dia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkaran lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan dirinya, (b) pencapaian tujuan (goal attainment): sebuah system hasil harus mampu menentukan tujuan dan berusaha mencapai tujuan tujuan yang telah dirumuskan itu, (c) integrasi (integration) masyarakat harus mengatur hubungan di antara komponen-komponennya supaya dia bisa berfungsi secara maksimal, (d) dan latency atau pemeliharaan pola-pola yang sudah ada : setiap masyarakat harus mempertahankan, memperbaiki, dan memperbarui baik motivasi individu maupun pola pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi-motivasi itu. Kedua, teori interaksi simbolik George Herbert mead menunjukkan bahwa semua makhluk memiliki sifat social dengan cirri-ciri, (a) dapat berkumpul secara berkelompok dengan interaksi saling berkomunikasi. (b) dalam interaksi menggunakan lambang-lambang yang memiliki arti tertentu. Ketiga, teori multicultural yang dikemukakan oleh Socrates. Teori ini dapat dijelaskan secara singkat dan lebih terperinci, yaitu (a) self-knowlege merupakan mahkota pendidikan dari tiap individu; (b) self-knowledge tak dapat dicapai dengan sempurna ketika orang itu masih kecil, sehingga self-knowledge harus diberikan pada seseorang ketika dia telah dewasa; (c) self-knowledge dibentuk sebuah system pendidikan yang terstruktur, akan dapat memilih apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang boleh atau tidak boleh, apa yang bisa atau apa yang tidak bisa dilakukan; (d) setiap manusia wajib mendengarkan apa yang dibisikkan oleh kata hatinya (Diamonion), setiap orang dapat diajarkan berbuat baik, dan segala kelakuan yang jahat semata-mata Berdasarkan cara pikir yang salah; (e) syarat untuk hidup secara baik ialah kebijaksanaan. Dari analisis dapat disimpulkan sebagai berikut. pertama, Puja Mandala Nusa Dua Bali didirikan sebagai tempat peribadatan bersama 5 agama untuk kepentingan umat yang menginap di hotel kawasan Nusa Dua. praktik social toleransi yang terjadi dalam kehidupan beragama di puja Mandala Nusa Dua Bali dalam hidup berdampingan sesama agama di Indonesia khususnya di Bali dalam satu keyakinan yang berbeda menggunakan symbol-simbol agama untuk mencapai kedamaian, dalam menjalankan kewajiban agamanya masing-masing. Toleransi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan konsep “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma mangrwa”. Ketiga, implikasi toleransi dalam kehidupan beragama di puja Mandala Nusa Dua Bali terhadap kehidupan social masyarakat dengan praktik berdiskusi tentang agama, yang bersifat local dan nasional, kerja bakti dan menghadiri perayaan pada hari-hari agama. Suasana itu terjadi dalam suasana berbeda etnis suku dan budaya berhubungan dengan batas-batas ukuran yang ditentukan kesepakatan dengan berpijak pada multikulturalisme.
URI: http://repo.unhi.ac.id/jspui/handle/123456789/964
Appears in Collections:ARTIKEL

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Penelitian 2014-2015(1).pdf10.32 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.