MANAJEMEN RISIKO DENGAN SISTEM KONTRAK UNIT PRICE DAN SISTEM KONTRAK LUMP SUM PADA PROYEK KONSTRUKSI DI BALI

Abstract

Dua jenis kontrak yang secara garis besar digunakan dalam proyek adalah Kontrak Harga Tetap (Lump Sum) dan Kontrak Harga Satuan (Unit Price). Masing-masing jenis kontrak tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dijadikan bahan pertimbangan didalam menentukan tindakan dalam mengatasi risiko. Analisis resiko dilakukan dengan menstrukturisasi resiko menggunakan metode RBS (Risk breakdown Structure) dan mengalikan nilai dampak dan frekuensi untuk mendapatkan nilai tingkat resiko pada pada tiap faktor resiko. Hasil analisis yang didapat dari RBS, dianalisis lebih lanjut berdasarkan pengalaman empiris manajer proyek untuk mengetahui tindakannya dalam mengatasi resiko, kemudian dianalisa dan dibahas lagi menggunakan diagram alir untuk mengetahui hubungan antar faktor resiko. Hasil yang didapat dari penelitian pada Proyek Pelaksanaan Paket Pemeliharaan Konstruksi, Kegiatan Pemeliharaan Berkala Jalan di Kabupaten Badung dengan menggunakan system kontrak unit price didapat resiko tinggi yang terjadi beserta penanganannya antara lain redesain dalam tahap perencanaan, nilai proyek dalam tahap perhitungan RAB, pengaturan lalu lintas kendaraan proyek dalam tahap pekerjaan jalan, kondisi alam yaitu cuaca, dan spesifikasi mutu dari pemilik dan kesesuaian mutu dengan spesifikasi yang ditentukan Hasil yang didapat dari penelitian pada Proyek Rehabilitasi Puskesmas Payangan Kegiatan Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Pembantu, Program Pengadaan, Peningkatan Dan Perbaikan Sarana Dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu Dan Jaringannya Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar dengan menggunakan system kontrak lump-sum didapat resiko tinggi yang terjadi beserta penanganannya antara lain pemilik proyek dalam tahap perencanaan, harga perkiraan sementara (HPS) dari owner dalam tahap perhitungan RAB, ketersediaan logistik alat dan material dalam tahap pengerjaan jalan, pembayaran termin, kondisi alam yaitu cuaca, dan pembengkakan biaya dan pembengkakan waktu pelaksanaan.