Please use this identifier to cite or link to this item: http://repo.unhi.ac.id/jspui/handle/123456789/98
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorI KADEK ARYA DWI PUTRA-
dc.date.accessioned2019-10-12T03:32:59Z-
dc.date.available2019-10-12T03:32:59Z-
dc.date.issued2018-
dc.identifier.urihttp://repo.unhi.ac.id/jspui/handle/123456789/98-
dc.description.abstractTenun sebagai salah satu bentuk kesenian hampir berkembang di seluruh wilayah pulau Bali salah satu wilayah yang memiliki tradisi tenun yang memiliki kekhasan corak serta masih eksis saat ini adalah diwilayah Kabupaten Jembrana, tepatnya di Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. Geliat gairah dan optimisme untuk menekuni kembali seni kerajinan tenun tradisional di Sangkaragung dengan sarana Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) baru kelihatan muncul lagi seiring dengan membaiknya situasi dan kondisi negara Republik Indonesia. Perangkat alat tenun bukan mesin (ATBM) cukup banyak. Kain tenun cagcag memiliki fungsi yang sangat penting, selain sebagai pakaian atau pelindung tubuh, juga merupakan bagian dari sarana dan prasarana ritual keagamaan dari kepercayaan masyarakat pendukungnya. Dalam sistem sosial budaya masyarakat tradisional, kain tenun cagcag memiliki keterkaitan sangat erat dengan berbagai aktivitas maupun upacara adat. Pesan moral yang disajikan melalui bentuk-bentuk simbol, sehingga dapat dijadikan tuntunan, tatanan, dan tontonan bagi Masyarakat setempat. Adapun permasalahan yang dibahas antara lain; 1) Mengapakah tenun cagcag di Sangkaragung masih dilestarikan keberadaannya? 2) Bagaimanakah bentuk pelestarian tenun cagcag di Kelurahan Sangkaragung? 3) Apakah implikasi pelestarian tenun cagcag terhadap keberadaan tenun cagcag di Kelurahan Sangkaragung? Data dikumpulakan melalui metode observasi, wawancara, dan studi dokument. Kemudian, data tersebut di atas dianalisis dengan menggunakan Teori Fungsional Struktural, Teori Estetika, dan Teori Semiotika. Hasil penelitian: (1) Yang mendasari sebagian masyarakat Sangkaragung menekuni kerajinan menenun ini adalah karena dapat membantu pendapatan suami dan ingin meneruskan kebudayaan daerah tercinta supaya tetap kekal. (2) Pengrajin kain tenun di Kelurahan Sangkaragung mampu menenun dari ilmu yang didapat dari orang-orang terdekatnya. (3) Dampak, secara etimologi adalah pengaruh kuat yang dapat mendatangkan akibat baik positif maupun negatif, atau dalam perspektif ekonomi berarti pengaruh suatu penyelenggaraan kegiatan terhadap perekonomian.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUnhi Pressen_US
dc.subjectPelestarian Tenunen_US
dc.subjectBudayaen_US
dc.subjectAgamaen_US
dc.titlePELESTARIAN TENUN CAGCAG DI KELURAHAN SANGKARAGUNG KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANAen_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.docx51.54 kBMicrosoft Word XMLView/Open
BAB 1.docx29.29 kBMicrosoft Word XMLView/Open
Dafar Pustaka.docx17.13 kBMicrosoft Word XMLView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.