Please use this identifier to cite or link to this item: http://repo.unhi.ac.id/jspui/handle/123456789/160
Title: Filosofi Segehan pada Upacara Bhuta Yadnya di Pura Agung Kentelgumi KLungkung
Authors: I Wayan Watra
Keywords: Filosofi Mesegeh untuk nyomis bhuta dalam perwujudan kedamaian
Issue Date: May-2017
Abstract: Penelitian yang berjudul “Filosof Segehan pada Upacara di Pura Agung Kentel Gumi Klungkung” ini pada intinya ingin mengetahui bentuk, fungsi dan makna yang terdapat pada segehan dalam kaitannya dengan upacara bhuta yadnya. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah karena dalam banten segehan adalah sarana utama dalam setiap pelaksanaan yadnya, karena bentuknya yang kecil sering juag diabaikan tentang bentuk, dan cara pembuatannya. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1) Bagaimanakah bentuk Segehan Bhuta Yadnya di Pura Agung Ketel Gumi Klungkung? 2) Apakah fungsi banten Segehan Upacara Bhuta Yadnya di Pura Agung Kentel Gumi Klungkung? Dan 3) Apakah Makna dari Banten Segehan Upacara Bhuta Yadnya di Pura Agung Kentel Gumi Klungkung? Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung di objek penelitian. Dalam usaha memperoleh data berdasarkan teori menggunakan metode; kepustakaan, observasi, wawancara, dan metode studi dokumen. Dalam upaya memperdalam pengetahuan tentang Banten Segehan, tentang bentuik fungsi, dan makna yangg terdapat didalamnya. Berdasarkan metode penelitian di atas Banten Segehan merupakan banten utama dalam pelaksanaan Panca Yadnya yang berlangsung di Pura Agung Kentelgumi Klungkung, secara umum Upacara Mesegeh adalah upacara awal sebelum upacara yang dilakukan, hal ini dikarenakan apabila Bhutakala tidak diberikan makanan atau upah pertama kali maka diyakini Yadnya itu akan diganggu dan dirusak. Secara umu Upacara Mesegeh dilakukan setiap hari (Nitay karma) dan secara berkala setiap waktu tertentu (Namitika karma). Pelaksanaan upacara Mesegeh di Pura Agung Kentelgumi Klungkung disesuaikan dengan tingkat upacara yang dilakukan dan menyesuaikan sesuai dengan waktu dan tempat. Fungsi segehan upacara Bhuta Yadnya di Pura Agung Kentelgumi Klungkung. Berfungsi sebagai perwujudan rasa bhakti kepada Tuhan dan Manifestasi-Nya. Melalui rasa bhakti yang tulus ikhlas umat Hindu di Pura Agung Kentelgumi Klungkung mewujudkan pelaksanaan bhakti mereka dalam wujud materi dan tenaga. Berfungsi menanamkan nilai spiritual kepada umat manusia, sebagai makhluk yang paling sempurna, dan utama dimuka bumi ini. Makna segehan upacara bhuta yadnya di Pura Agung Kentelgumi Klungkung, sebagai peleburan dosa. Untuk meilah dan memilih yang baik sebagai penyupatan, kesejahteraan, dan tujuan dari agama Hindu adalah Moksartham Jagat Hita Ya Ca Iti Dharma, yaitu tercapainya kesejahteraan hidup jasmani dan rohani damai dihati, damai di dunia dan damai di akhirat
URI: http://repo.unhi.ac.id/jspui/handle/123456789/160
Appears in Collections:HASIL PENELITIAN

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Anggota.pdf57.23 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.